Prabowo Tanggapi Konten Podcast yang Sebut Dirinya Otoriter: Catatan Pribadi

Dalam sebuah kesempatan di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, pada Rabu, 29 Oktober 2025, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan responsnya terhadap konten podcast yang menyebut dirinya sebagai sosok “otoriter”. Meski ungkapan tersebut cukup serius, Prabowo menanggapi dengan santai, bahkan menyatakan bahwa kritik tersebut dapat menjadi bahan evaluasi diri. suara.com+2detiknews+2

Kronologi Pernyataan

Pada acara tersebut, Prabowo mengatakan bahwa dirinya sering membuka podcast di malam hari untuk mendengarkan opini publik. “Kadang‑kadang dongkol juga ya, apa ini? Tapi saya catat—oh oke,” ujarnya. Rmol.id+1
Ketika ditegaskan bahwa beberapa tayangan podcast menganggap gaya kepemimpinannya otoriter, Prabowo menjawab: “Apa memang saya otoriter? Rasanya nggak sih.” Pernyataan ini disampaikan sambil tawa ringan dari hadirin. detiknews+1

Inti Pesan yang Disampaikan

Prabowo menekankan beberapa poin utama dalam tanggapannya:

  1. Kritik adalah penting dan sah — Ia menyebut bahwa kritik dan koreksi merupakan bagian dari proses seorang pemimpin yang baik. “Pemimpin yang tidak mau dikoreksi, dia akan terjebak dalam kesalahan‑kesalahan,” ucapnya. detiknews+1

  2. Terbuka terhadap opini publik — Dengan rutin mendengarkan podcast dan media sosial, Prabowo ingin tahu bagaimana dirinya dan pemerintah dipandang oleh masyarakat.

  3. Mengelola fitnah atau kritik negatif — Ia berbagi pengalaman pribadi saat masih muda yang sempat ‘down’ karena fitnah. “Jangan kecil hati, engkau difitnah berarti engkau diperhitungkan,” tuturnya. suara.com+1

Relevansi di Era Podcast dan Media Digital

Dalam beberapa tahun terakhir, konten podcast dan media digital tumbuh pesat di Indonesia — baik sebagai ruang diskusi politik, opini publik, maupun kritik sosial. Banyak penyelenggara podcast yang mengangkat topik‑topik kepemimpinan dan pemerintahan secara luas. Kompas Nasional+1
Tudingan terhadap Prabowo bahwa dirinya bersikap otoriter juga muncul dalam konteks ini: beberapa podcast menyebut bahwa gaya kepemimpinannya terlalu tegas atau sentralistik. Contoh: “Banyak orang pintar sekarang… lebih tahu daripada saya,” kata Prabowo menanggapi kritikan dari podcast. Rmol.id

Implikasi bagi Publik dan Pemerintahan

  • Transparansi dan keterbukaan — Pernyataan Prabowo menunjukkan bahwa pemimpin publik menyadari pentingnya mendengarkan opini digital, bukan hanya dari saluran resmi.

  • Introspeksi kepemimpinan — Dengan membukanya diri terhadap kritik, terdapat indikasi bahwa kepemimpinan bisa lebih adaptif terhadap perubahan paradigma komunikasi.

  • Pentingnya medium digital sebagai ruang kemasyarakatan — Podcast dan media online menjadi arena penting untuk menyuarakan pandangan masyarakat, sekaligus tantangan bagi pemimpin untuk merespon secara konstruktif.

Catatan Penutup

Meski proyeksi bahwa Prabowo “otoriter” dibantah oleh dirinya sendiri, namun pernyataannya menggambarkan bahwa kritik — tak peduli melalui podcast atau media lainnya — tidak diabaikan. Ia mencatat, memproses, dan menjadikannya bagian dari evaluasi diri.
Bagi publik, ini menunjukkan bahwa pemimpin pun harus “dengar” suara masyarakat, baik di ruang formal maupun digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *