Polemik antara Rocky Gerung dan Purbaya Yudhi Sadewa kian memanas. Kritik dari Rocky terhadap gaya komunikasi dan kebijakan fiskal Purbaya ditafsir sebagian pihak sebagai indikasi bahwa Menkeu tengah membidik elektabilitas untuk Pemilihan Presiden 2029.
Kritik dari Rocky Gerung
Rocky Gerung secara terbuka menyebut Purbaya sebagai “sekadar kasir” yang mengelola anggaran besar namun bukan penggerak utama pertumbuhan ekonomi. bentengsumbar.com+1 Dalam wawancara di kanal YouTube Mardani Ali Sera (12 September 2025), Rocky mengritik keputusan penempatan dana Rp 200 triliun ke bank‑bank BUMN sebagai kebijakan yang “terlihat gemuk” namun belum terbukti mendorong pertumbuhan nyata. Edisi – Selalu Terbarukan dan Terpercaya
Dia menekankan bahwa mesin pertumbuhan ekonomi tidak hanya datang dari kementerian keuangan, melainkan dari sektor teknis seperti perdagangan, industri dan pertanian. bentengsumbar.com
Tanggapan Purbaya: Kritik sebagai kontrol
Menkeu Purbaya menanggapi kritik tersebut dengan santai namun tegas. Ia menyatakan bahwa kritik merupakan bagian dari mekanisme kontrol dalam sistem demokrasi. Ekbis Sindonews Ia bahkan menantang Rocky: “Jika saya bisa mengembalikan ekonomi dari 5 % ke 6 % atau lebih, Anda harus minta maaf ke saya.” suara.com+1
Lebih lanjut, Purbaya membalas sindiran Rocky di sebuah forum publik, mendorong sang pengamat untuk “belajar ekonomi lagi”. Suarajabar.id Ia juga menolak label “juru bayar”, dan menegaskan bahwa peran Menkeu jauh lebih strategis dari sekadar pengelola kas negara. sketsanusantara.id
Apakah ada muatan politik elektabilitas untuk 2029?
Polemik ini tak hanya soal kritik dan kebijakan ekonomi; sejumlah analis melihat unsur politik dalam dinamika ini. Langkah‑langkah agresif Purbaya—seperti target pertumbuhan hingga 8 % dan kampanye publik yang terlihat aktif—dipandang sebagian sebagai persiapan untuk profil publik yang kuat menjelang Pilpres 2029.
Sementara Purbaya belum menyatakan secara terbuka ambisinya sebagai calon presiden atau wakil presiden, sikap publiknya yang tegas dan berbeda dari pendahulu menuai sorotan. Jika kemudian ia berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi signifikan, klaim elektabilitas tidak bisa dikesampingkan.
Tantangan dan risiko kebijakan
Meski optimisme tinggi, sejumlah tantangan ikut membayang. Situasi global yang tidak stabil, tekanan inflasi, dan potensi kredit macet menjadi risiko bagi strategi likuiditas besar yang dijalankan Purbaya. Analisis kritis menyoroti bahwa pemindahan dana besar ke bank BUMN tanpa kontrol ketat bisa memperlebar ketimpangan ekonomi. Edisi – Selalu Terbarukan dan Terpercaya
Kesimpulan
Pertarungan argumen antara Rocky Gerung dan Purbaya Yudhi Sadewa menunjukkan dua hal: pertama, bahwa peran Menkeu kini sangat disorot dalam konteks ekonomi dan publik; kedua, bahwa langkah‑langkah Purbaya tidak hanya soal ekonomi murni tetapi juga memiliki dimensi politik yang semakin sulit dipisahkan. Sementara publik menunggu hasil nyata dari kebijakan tersebut — apakah benar pertumbuhan meningkat ke kisaran 6 % atau lebih — isu elektabilitas Pilpres 2029 menjadi latar yang cukup signifikan dalam narasi ini.