Medan –Kasus pencurian sepeda motor yang terjadi di Kota Medan menarik perhatian publik setelah pengakuan pelaku beredar di media sosial. Dalam video yang viral, pria yang disebut sebagai pelaku pencurian steling itu mengaku hanya dibayar Rp130.000 untuk melakukan aksinya. Uang tersebut, katanya, digunakan untuk bermain futsal bersama teman-temannya.
Namun, kebenaran pengakuan itu masih perlu pembuktian lebih lanjut. Berdasarkan laporan Kompas.com, polisi belum dapat memastikan apakah alasan pelaku benar adanya atau hanya bentuk pembenaran spontan saat pemeriksaan awal.
Video tersebut pertama kali beredar di beberapa akun Instagram berita lokal dan TikTok, menimbulkan berbagai reaksi warganet. Banyak yang merasa prihatin dengan kondisi sosial ekonomi pelaku, namun tak sedikit juga yang menganggap alasan tersebut tidak masuk akal.
“Kalau benar cuma buat futsal, berarti ini masalah mentalitas dan bukan sekadar ekonomi,” komentar salah satu pengguna di akun Instagram @medantoday.id.
Fenomena ini kembali menunjukkan bagaimana isu kejahatan kecil dengan motif sederhana sering kali mendapat perhatian besar karena dianggap mencerminkan masalah sosial dan ekonomi masyarakat perkotaan.
Kepolisian Polrestabes Medan memastikan kasus ini masih dalam penyelidikan. Dalam konferensi pers, Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Rudi Setiawan, mengatakan pihaknya tengah menelusuri kemungkinan adanya jaringan yang lebih besar di balik aksi tersebut.
“Kami belum bisa memastikan apakah pelaku benar dibayar Rp130.000 atau ada dalang lain. Kami masih memeriksa keterangan saksi dan mempelajari rekaman CCTV,” ujarnya seperti dikutip dari DetikSumut.
Rudi juga menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mengungkap seluruh pihak yang terlibat agar kasus serupa tidak terus berulang di wilayah Medan dan sekitarnya.
Menurut dosen kriminologi Universitas Sumatera Utara, Dr. Irfan Ahmad, alasan pelaku yang mengaku mencuri demi futsal menunjukkan adanya krisis kesadaran sosial di masyarakat.
“Banyak anak muda yang mengalami tekanan sosial dan ekonomi, lalu mencari pelampiasan dengan tindakan yang salah. Ini bukan hanya masalah hukum, tapi juga masalah pembinaan moral,” ujarnya kepada Tribun Medan.
Ia menambahkan bahwa pendekatan yang dibutuhkan bukan hanya penegakan hukum, tetapi juga pendidikan karakter dan peningkatan ekonomi masyarakat bawah agar kasus serupa tidak menjadi tren.
Polrestabes Medan mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap kejahatan pencurian sepeda motor (curanmor), terutama di area parkir umum dan tempat sepi. Polisi menyarankan agar warga menggunakan kunci ganda serta memasang alat pengaman tambahan untuk kendaraan mereka.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk aktif melapor jika melihat aktivitas mencurigakan. “Kami minta kerja sama dari masyarakat. Keamanan adalah tanggung jawab bersama,” tegas Kompol Rudi.
Kasus pencurian steling yang viral ini menunjukkan betapa kompleksnya faktor yang melatarbelakangi tindakan kriminal mulai dari tekanan ekonomi hingga gaya hidup remaja perkotaan.
Meski pelaku mengaku mencuri demi futsal, polisi belum memastikan kebenaran klaim tersebut dan masih menelusuri motif sebenarnya.
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat dan aparat hukum bahwa pencegahan kejahatan harus dimulai dari pendidikan dan kesejahteraan sosial yang merata.