Warga Adat Baduy Berpeluang Masuk Program MBG, Kata BGN

Badan Gizi Nasional (BGN) membuka peluang bagi masyarakat adat Suku Baduy di Kabupaten Lebak, Banten, untuk ikut dalam program Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Namun pelaksanaannya akan menyesuaikan aturan adat dan kesiapan teknis pendistribusian di wilayah terpencil. detiknews+1


Latar Belakang

  • Suku Baduy adalah komunitas adat yang tinggal di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, dengan kondisi geografis yang sulit dijangkau dan tingkat layanan gizi serta kesehatan yang dikategorikan rentan. Antara News Bengkulu+1

  • Program MBG sendiri merupakan salah satu inisiatif BGN untuk menjangkau kelompok anak-balita, ibu hamil/m menyusui, dan komunitas di wilayah 3T (terdepan, tertinggal, terluar) guna memperbaiki status gizi nasional. merdeka.com+1


Pernyataan Resmi & Persiapan

  • Koordinator BGN Kabupaten Lebak, Asep Royani, menyatakan bahwa pihaknya telah mengusulkan agar masyarakat Suku Baduy masuk dalam kategori MBG wilayah 3T dan berharap program terealisasi mulai 2026. merdeka.com+1

  • BGN menetapkan bahwa pelaksanaan di wilayah Baduy masih dalam tahap kajian teknis, termasuk mekanisme distribusi dan dapur khusus, mengingat kondisi geografis serta norma adat yang kuat. detiknews+1

  • Sekretaris Desa Kanekes, Medi, menyatakan bahwa penerimaan program MBG oleh Suku Baduy akan bergantung pada kesepakatan tokoh adat. “Program MBG itu harus dimusyawarahkan dengan tokoh adat,” katanya. Suarabanten.id+1


Peluang & Tantangan

Peluang:

  • Pemberlakuan MBG untuk Suku Baduy dapat membantu menurunkan angka kekurangan gizi, stunting, dan penyakit terkait gizi di komunitas yang selama ini kekurangan akses layanan. merdeka.com+1

  • Penetapan sebagai wilayah 3T memungkinkan alokasi sumber daya lebih besar dan program khusus yang sesuai kondisi wilayah.

Tantangan:

  • Persetujuan tokoh adat menjadi syarat utama: jika program dianggap bertentangan dengan aturan adat, implementasi bisa tertunda atau ditolak. IDN Times Banten+1

  • Geografi dan logistik: pemukiman Baduy berada di pegunungan/perbukitan, sehingga mekanisme distribusi, dapur MBG, dan pengawasan kualitas membutuhkan solusi khusus. Antara News Bengkulu

  • Integrasi budaya: Menu MBG dan metode distribusi harus disesuaikan dengan adat dan gaya hidup Suku Baduy agar diterima dan efektif.


Implikasi

  • Jika berhasil, program ini akan menjadi contoh bagaimana program nasional gizi dapat menjangkau komunitas adat yang selama ini terpinggirkan secara layanan.

  • Pemerintah daerah dan pusat perlu mengkoordinasikan antar lembaga (BGN, dinas kesehatan, masyarakat adat) agar kebijakan dan pelaksanaan selaras.

  • Relevansi budaya dan kearifan lokal menjadi kunci agar intervensi gizi tidak hanya teknis, tetapi juga diterima secara sosial oleh komunitas sasaran.


Kesimpulan

BGN telah memberikan sinyal positif bahwa Suku Baduy bisa menjadi penerima program MBG dalam upaya meningkatkan gizi dan ketahanan pangan di wilayah terpencil. Namun langkah realisasinya masih mengharuskan kesepakatan dengan tokoh adat dan penyesuaian teknis terkait geografis serta norma sosial. Jika ditangani dengan baik, ini bisa jadi langkah besar untuk inklusivitas gizi di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *