Lonjakan BBM 2,3% di Periode Nataru Diprediksi Pertamina

PT Pertamina (Persero) memprediksi adanya lonjakan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 2,3% selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025-2026. Peningkatan ini didorong oleh mobilitas masyarakat yang meningkat signifikan selama liburan dan berbagai aktivitas akhir tahun.


Faktor Penyebab Lonjakan BBM

Pertamina mengungkapkan bahwa momentum Nataru biasanya menjadi puncak penggunaan BBM nasional. Peningkatan aktivitas perjalanan mudik, wisata, dan kebutuhan logistik diperkirakan menyebabkan konsumsi BBM meningkat dibanding periode normal.

Direktur Pemasaran Pertamina, Budi Santoso, mengatakan:

“Periode Nataru selalu menjadi tantangan sekaligus peluang bagi kami untuk memastikan ketersediaan BBM dan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Kami prediksi lonjakan konsumsi BBM akan mencapai sekitar 2,3% dari rata-rata harian normal.”


Persiapan dan Strategi Pertamina

Untuk mengantisipasi lonjakan tersebut, Pertamina telah melakukan sejumlah langkah strategis, antara lain:

  • Penambahan stok BBM di berbagai SPBU dan terminal penyimpanan, khususnya di jalur-jalur utama transportasi dan daerah wisata.

  • Penguatan distribusi dengan mengerahkan armada tambahan dan koordinasi intensif dengan mitra logistik.

  • Optimalisasi layanan SPBU, termasuk perpanjangan jam operasional dan penambahan fasilitas pembayaran digital untuk mengurangi antrean.

  • Sosialisasi efisiensi konsumsi BBM kepada masyarakat agar tetap bijak dalam penggunaan energi selama liburan.


Prediksi Konsumsi Berdasarkan Jenis BBM

Pertamina memperkirakan peningkatan konsumsi terutama terjadi pada produk BBM jenis:

  • Pertalite: Sebagai bahan bakar kelas menengah yang paling banyak digunakan masyarakat.

  • Pertamax: Kenaikan konsumsi cukup signifikan, terutama di wilayah perkotaan dan destinasi wisata.

  • Premium: Walau volumenya menurun secara nasional, tetap mengalami peningkatan pada periode tertentu akibat kebutuhan transportasi tradisional.


Implikasi dan Tantangan

Lonjakan konsumsi BBM ini menjadi indikator mobilitas masyarakat yang kembali normal pasca-pandemi, sekaligus tantangan bagi Pertamina untuk menjaga ketersediaan dan harga BBM tetap stabil.

Selain itu, pemerintah dan Pertamina diharapkan bisa mengantisipasi potensi kenaikan emisi akibat peningkatan penggunaan BBM selama periode liburan, sekaligus mendorong masyarakat menggunakan moda transportasi ramah lingkungan.

1. Zona Prioritas Stok BBM

Pertamina fokus menyiapkan stok BBM di zona prioritas, yaitu wilayah yang diprediksi mengalami lonjakan arus mudik dan balik, seperti Pulau Jawa (Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya), Bali, Sumatera, dan beberapa kota wisata utama. Ini buat mencegah kelangkaan dan antrean panjang di SPBU.

2. Pengawasan Harga dan Ketersediaan

Selain stok, Pertamina bersama pemerintah aktif melakukan pengawasan harga BBM di lapangan supaya tetap stabil selama periode Nataru. Jika ada indikasi penimbunan atau penyimpangan distribusi, bakal langsung ditindak tegas.

3. Digitalisasi dan Kemudahan Pembayaran

Untuk mengurangi kerumunan dan antrean, Pertamina menggalakkan pembayaran non-tunai lewat aplikasi MyPertamina dan e-wallet lain. Ini juga bikin proses isi BBM lebih cepat dan efisien.

4. Kolaborasi dengan Pemda dan Instansi Terkait

Pertamina menggandeng pemerintah daerah dan instansi terkait seperti Kepolisian dan Dinas Perhubungan untuk koordinasi pengamanan dan kelancaran distribusi BBM di jalur utama mudik dan pariwisata.

5. Potensi Dampak Lingkungan dan Energi Terbarukan

Lonjakan BBM berpotensi meningkatkan emisi karbon. Oleh karena itu, pemerintah juga mendorong masyarakat untuk menggunakan kendaraan listrik dan moda transportasi ramah lingkungan, walau adopsi masih terbatas saat ini.


Prediksi Konsumsi BBM Berdasarkan Data Historis

Dari data tahun-tahun sebelumnya, konsumsi BBM selama Nataru biasanya meningkat antara 2-5%, tergantung kondisi ekonomi dan cuaca. Lonjakan 2,3% tahun ini termasuk kategori moderat, mengindikasikan mobilitas masyarakat yang mulai kembali normal tapi belum sepenuhnya pulih seperti sebelum pandemi.


Kesimpulan

Lonjakan konsumsi BBM saat Nataru memang jadi tantangan besar bagi Pertamina dan pemerintah. Tapi dengan persiapan matang, digitalisasi layanan, dan pengawasan ketat, diharapkan kebutuhan masyarakat terpenuhi tanpa gangguan berarti.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *