MEDANDAILY.ID – Aksi-aksi dramatis yang dilakukan oleh Imam Muslimin — yang dikenal sebagai Yai Mim — seperti berguling-guling di tanah dan berpura-pura mengalami stroke, menjadi viral dalam beberapa pekan terakhir. Video-video tersebut tersebar luas di media sosial, terutama TikTok, dan memunculkan beragam reaksi publik. Konteks – Baca Teks Sesuai Konteks+3jambiindependent.bacakoran.co+3detikcom+3
Salah satu potongan video menunjukkan Yai Mim terbaring dengan perban di kepala, berguling-guling, dan tampak seperti orang sakit. Ada juga adegan ketika ia “jatuh” atau “menjatuhkan diri.” IDPOST.ID+3detikcom+3Konteks – Baca Teks Sesuai Konteks+3
Tetangganya, Sahara, menuding bahwa Yai Mim menggunakan akting stroke sebagai bagian dari strategi untuk memperkuat posisi laporan ke polisi. Menurut Sahara, aksi-aksi tersebut merupakan bagian dari upaya “playing victim.” detikcom+1
Klarifikasi dari Yai Mim: Taktik Psikologis untuk Menjawab Ancaman
Menanggapi viralnya video tersebut, Yai Mim kemudian buka suara dalam sebuah diskusi yang diunggah melalui kanal YouTube dan media daring. Dalam klarifikasinya, ia mengungkap bahwa aksi-aksinya itu bukan spontan, melainkan disengaja sebagai taktik psikologis untuk melawan tekanan dan ancaman yang menurutnya ia terima. detikcom+3Konteks – Baca Teks Sesuai Konteks+3IDPOST.ID+3
Beberapa poin penjelasan dari Yai Mim antara lain:
-
Ia menyebut bahwa ada orang yang mengancam akan memberinya “stroke” menggunakan santet. Untuk itu, ia memilih berpura-pura stroke agar pelaku “merasa puas” atau “marem” bahwa santet itu berhasil. Kilat News+2Konteks – Baca Teks Sesuai Konteks+2
-
Dalam wawancara di kanal YouTube Dedi Mulyadi, Yai Mim menyampaikan:
“Saya kan disantet sama Pak Yono, dia bilang itu baju item … makannya saya berpura-pura stroke … supaya dia marem, puas bahwa santet itu mustajab.” Kilat News
-
Mengenai aksi guling-guling atau menjatuhkan diri, Yai Mim mengklaim bahwa itu bukan pura-pura jatuh tanpa sebab, melainkan suatu respons terhadap rasa sakit yang dirasakan — ia menyebut, jika ada rasa sakit kecil, ia mencoba memberikan respons “fisik lebih besar” agar lawan (atau ancaman) itu tidak mendominasi. Konteks – Baca Teks Sesuai Konteks+1
Dengan demikian, menurut Yai Mim, aksi-aksi tersebut adalah bagian dari strategi menghadapi intimidasi non-fisik yang menurutnya terjadi dalam konflik dengan tetangga. Konteks – Baca Teks Sesuai Konteks+2Kilat News+2
Latar Konflik: Sengketa Tanah, Komunitas, dan Pengusiran
Untuk memahami konteks aksi-aksi dramatis itu, penting pula meninjau konflik di antara Yai Mim dan tetangganya, khususnya Sahara. Konflik ini melibatkan isu tanah, wakaf, dan hubungan sosial di lingkungan perumahan.
Sengketa Tanah & Wakaf
Istri Yai Mim, Rosida Vignesvari, menyatakan bahwa mereka membeli tanah di Perumahan Joyogrand (Kavling Depag III, Merjosari, Malang) sejak tahun 2007. Saat itu, sebagian tanah diwakafkan sebagai bagian dari akses jalan ke kavling. IDPOST.ID+3detikcom+3detikcom+3
Menurut Rosida, tetangganya — yaitu Sahara — kemudian memasang pagar, menjadikan lahan untuk kandang atau parkir mobil, sehingga mengganggu fungsi jalan yang telah diwakafkan. Hal ini memicu protes dari pihak Yai Mim. IDPOST.ID+3detikcom+3detikcom+3
Sahara sendiri menolak klaim itu, menyebut bahwa tanah yang diklaim Yai Mim bukan miliknya atau bukan berada dalam hak wakaf sebagaimana dikatakan. detikcom+1
Pengusiran dari Lingkungan
Ketegangan memuncak hingga warga perumahan menggelar pertemuan dan menyepakati untuk mengusir Yai Mim dan istrinya dari kompleks tersebut, walaupun menurut Yai Mim rumah itu milik mereka. detikcom
Upaya mediasi dilakukan oleh pemerintah kecamatan Lowokwaru dan pihak kelurahan, namun mediasi tersebut ditunda karena pihak Yai Mim dikabarkan berada di luar kota. detikcom
Seiring viralnya konflik ini, reputasi Yai Mim sebagai dosen UIN Malang mengalami dampak negatif. Beberapa pihak menuduh bahwa video-video tersebut dipelintir atau diwarping oleh pihak lawan untuk menjatuhkan citranya. Yai Mim menyebut bahwa apa yang video tersebut tunjukkan adalah fitnah. detikcom+3detikcom+3Konteks – Baca Teks Sesuai Konteks+3
Respons Pihak Kampus dan Kepolisian
Kasus ini juga menarik perhatian kampus (UIN Malang) serta otoritas setempat:
-
Pihak UIN Malang menyatakan bahwa sosok dalam video tersebut adalah dosen mereka, dan memanggil Yai Mim untuk klarifikasi atas aksi-aksi viral yang terjadi. detikcom+3jambiindependent.bacakoran.co+3detikcom+3
-
Yai Mim membantah bahwa dirinya dicopot secara sewenang-wenang; menurutnya, ia sudah mengajukan pengunduran diri sebagai dosen karena alasan tidak ada mahasiswa yang hadir di kelasnya. detikcom
-
Di sisi hukum, pihak kepolisian dikabarkan telah menjadi sasaran pelaporan dari berbagai pihak terkait konflik tersebut. Namun, belum ada konfirmasi publik yang menyebut bahwa polisi telah menetapkan tersangka atau melakukan penahanan atas kasus ini. (Catatan: tidak ditemukan sumber kredibel yang menyebut sudah ada penetapan hukum dalam pencarian saat ini.)
Analisis dan Catatan Kritis
Beberapa poin penting yang harus diperhatikan dalam menelaah kasus ini:
-
Spekulasi vs Fakta Terbukti
Klarifikasi Yai Mim bersifat penjelasan naratif dan strategi — bukan bukti kuat bahwa santet benar-benar dilakukan. Penilaian akhir atas klaim tersebut tergantung pada bukti hukum dan penyelidikan independen. -
Motif Komunikasi Politik / Simbolik
Aksi dramatis semacam mengguling-guling dan berpura-pura stroke bisa dibaca sebagai strategi simbolik untuk menarik simpati publik, mengalihkan perhatian, atau menyampaikan pesan implisit kepada lawan. -
Potensi Media Sosial dan Framing
Karena video tersebar luas di media sosial, ada risiko bahwa adegan dikembangkan, diedit, atau disajikan tanpa konteks penuh — yang memperkuat narasi tertentu. Yai Mim sendiri menuduh bahwa framing negatif diarahkan kepadanya. -
Konflik Sosial Lokal
Persoalan utama tampaknya adalah konflik lahan dan ketegangan dalam komunitas perumahan, yang kemudian meledak menjadi konflik personal dan publik. Isu legal, sosial, dan psikologis melebur di dalamnya.
Kesimpulan
Kasus Yai Mim dengan aksi-aksinya yang viral — yaitu berguling-guling dan berpura-pura stroke — menunjukkan bagaimana konflik lokal bisa menjadi sorotan nasional melalui media sosial. Dalam klarifikasinya, Yai Mim menyatakan bahwa tindakan itu adalah strategi psikologis untuk melawan ancaman seperti santet dari orang bernama Yono. Namun, hingga saat ini, belum ada konfirmasi hukum atau bukti independen yang membuktikan klaim santet tersebut.